Di dunia ada banyak penyair yang tetap
dikenang oleh bangsanya. Walaupun mereka sudah lama wafat, puisi – puisi mereka
masih tetap hidup dan nggak tergilas oleh waktu. Masyarakat mengenang mereka
dengan berbagai cara, dari mulai memperdengarkan syair – syair mereka lewat
radio, mengadakan acara peringatan ulang tahun, hingga berziarah sambil curhat
dimakam sang penyair. Wow, luar biasa sekali ya Penyair – penyair tersebut …
Hmm… penasaran kan, apa yang bikin mereka sebegitu dicintainya? Yuk, kita
kenalan dulu sama mereka…
Hafez
Penyair
yang dicintai bangsa Iran ini, terlahir dengan nama Shamsuddin Mohammad. Ia
adalah seorang pribadi yang humanis dan selalu membela orang – orang yang
tertindas. Ia juga seorang pemberani yang menentang kemunafikan beragama
seperti ketika ia dengan lantang menentang obsesi buta para mullah (pemuka
agama Iran red-). Tapi, sekuat apapun kritikan yang ia lontarkan, nggak pernah
ada yang berani untuk mengecamnya dan membungkam mulutnya dari hati bangsa
Iran. Puisi – puisi karya Hafez sarat
akan makna yang mendalam, berkaitan dengan pemahaman pribadi setiap pendengar
ataupun pembacanya, sehingga seolah – olah puisi itu ditulis khusus untuk
mereka. Puisi – puisi karya Hafez dapat dipahami oleh berbagai kalangan.
Bangsa Iran mencari
nasehat dalam Divan ( buku kumpulan puisinya) sama halnya dengan sebagian dari
kita yang mempercayai horoskop. Bukan rahasia umum lagi kalau Ratu Victoria
mencari berbagai jawaban atas masalah – masalahnya pada Hafez. Nggak Cuma itu
aja, karya – karya Hafez sudah
diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Hafez meninggal pada tahun 1930. Sejak itu
orang – orang datang dari berbagai belahan dunia untuk mengunjungi makamnya.
Pssst… jangan kaget ya, kalau suatu saat kamu mengunjungi makamnya di Shiraz,
kamu dapat dengan mudahnya melihat para pria, wanita, orang tua, dan bahkan
anak – anak mengelus makam Hafez sambil membacakan karya miliknya. Tidak
sedikit dari mereka bahkan mencurahkan isi hatinya di makam Sang Pujangga
kesayangan bangsa Iran tersebut. Hingga saat ini, puisi – puisinya dinyanyikan
oleh para musisi tradisional yang terkenal, diperdengarkan di pasar – pasar
melalui radio, dibacakan di rumah – rumah, dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya.
Pablo Neruda
Pablo Neruda adalah penyair yang
sangat terkenal di Cile. Peraih Hadiah Nobel yang syair – syairnya begitu
mengena di hati rakyat Cile. Neruda memang sudah meninggal dunia, tapi syair - syairnya
masih sangat dihafal oleh rakyat Cile. Neruda memiliki tiga rumah di Cile,
yaitu di Santiago, Isla Negra, dan di Valparaiso. Rumah Neruda di Santiago kini
dijadikan tempat nongkrongnya para penyair muda Cile. Sementara rumahnya yang
di Isla Negra kini dijadikan Museo-Casa Pablo Neruda atau Rumah Museum Pablo
Neruda. Pablo Neruda dan istrinya, Matilde dimakamkan tidak jauh dari
Museo-Casa Pablo Neruda. Di Isla Negra setiap tahunnya masyarakat Cile
mengadakan acara peringatan ulang tahun Neruda. Acara biasanya diisi dengan
berbagai pertunjukan seni. Dan katanya pernah pada waktu acara ulang tahun
Neruda, jumlsh rakyat Cile yang hadir mencapai angka 150.000 kepala ! Wah,
betapa cintanya rakyat Cile dengan Neruda dan puisi – puisinya yang indah.
Chairil Anwar
Nama
Chairil Anwar mungkin udah nngak asing lagi ya, ditelinga kita. Terlebih bagi
kamu yang sangat suka sastra. Tapi buat kamu yang belum tau, Chairil anwar adalah salah seorang sastrawan
yang hidup di era ketika Indonesia tengah memperjuangkan kemerdekaannya.
Pribadinya yang individualis dan sikapnya yang berani menentang perintah
Jepang, menjadikannya sebagai sastrawan yang sering ditahan oleh Pemerintah
Jepang.
Puisi Chairil Anwar
yang berjudul Aku, mendapat penghargaan dari Soekarno, yang menjabat sebagai Presiden
Indonesia kala itu. Puisi Aku dikhususkan untuk para pemuda Indonesia yang
pergi bergrilya. Isinya meminta kepada para keluarga pemuda yang tengah
berjuang di medan perang untuk mengikhlaskan kepergian mereka bergrilya. Puisi
itu menimbulkan semangat juang yang tinggi di hati para pemuda.
Nama Chairil Anwar kembali beken dikalangan
anak muda tahun 2000-an lewat kemunculan kembali beberapa puisinya dalam film
AADC (Ada Apa Dengan Cinta). Hal itu merupakan bukti bahwa rakyat Indonesia,
dan bahkan kalangan remaja yang masih awam dengan sastra pun sangat mencintai
puisi – puisinya yang indah. Chairil Anwar tutup usia pada tahun 1949 diusia 27
tahun dan mewariskan rasa cinta Tanah Air lewat syair – syairnya.
Chairil Anwar |
Makam Hafez di Shiraz |
Neruda |
Tagore |
Rabindranath Tagore
Tagore
lahir pada tahun 1861. Ia merupakan penyair India yang menulis puisi dalam dua
bahasa, yaitu bahasa Bengali dan Inggris. Puisi – puisinya bertemakan religi,
mengenai pencarian manusia akan Tuhan dan pentingnya kebenaran. Selain puisi,
ia juga menulis lagu. Beberapa lagu yang ia ciptakan adalah lagu kebangsaan
nasional India dan Bangladesh. Tagore bukan hanya dicintai rakyat India, tapi
orang dari berbagai belahan dunia sangat menyukai karyanya. Terbukti, ia pernah
meraih Hadiah Nobel. Karyanya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa oleh para
penyair dunia.
Hafez,
Neruda, Chairil Anwar , dan Tagore mewariskan puisi – puisi yang indah,
bermakna mendalam, dan bahkan berjasa bagi bangsanya. Hal itulah yang membuat
mereka dicintai hingga saat ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ward, T. 2007. The
Hidden Face Of Iran. Jakarta : Rajut Publishing.
Indira, R. 2010. Surat
dari Bude Ocie. Jakarta : Kompas.
Tames, R. 2002. Disney
Ensiklopedia Anak : Tokoh Besar. Jakarta : Kompas.
Rosidi, A. 1991. Ikhtisar
Sejarah Sastra Indonesia. Bandung : Binacipta
Sumber Gambar
guardian.co.uk
haggardandhalloo.comid.wikipedia.org
theodora.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar