Romantika Ber-Angkutan
Kota
Duduk dengan berdesak-desakan, udara panas
yang menyengat di luar, menambah sesak para penumpang yang menumpangi mobil
bercat hijau tua dan bertuliskan via
Kalapa-Ledeng siang itu. Belum lagi asap rokok yang mengepul dari mulut Sang
Sopir. Secuil cerita tersebut merupakan salah satu sensasi yang unik, yang acap
kita rasakan ketika menumpangi angkutan kota. Mungkin ini yang disebut
romantika ber-angkutan kota.
Siang
itu, sekitar pukul dua belas, kebetulan penumpang sedang penuh-penuhnya.
“Geser, Teh, geser! Masih bisa di kiri satu lagi!” perintah Sang Sopir. Para
penumpang yang sudah merasa sempit, dengan terpaksa bergeser demi satu ruang
lagi untuk penumpang baru.
Kilasan
adegan di atas, kerap kita rasakan ketika berada di angkot (angkutan kota
red-). Berdesak-desakan ria sembari menahan pengap. Segelintir sopir “nakal”
terkadang dengan enaknya merokok tanpa memerhatikan para penumpangnya merasa
terganggu. Entah tidak sadar atau pura-pura tidak sadar. Jelas, merokok di
tempat umum dilarang. Terlebih jika kebetulan ada penumpangnya yang seorang ibu
hamil atau seorang ibu yang membawa bayi atau balitanya. Sungguh membahayakan.
Jika
dianalogikan, terkadang menumpangi angkot sama menegangkannya dengan bermain
wahana halilintar. Sebagai contoh, angkot via Kalapa-Ledeng. Kerap kali sopir
angkot via tersebut, yang entah sengaja atau karena sebab lain yang tak dapat
diketahui, menyetir dengan ugal-ugalan. Mempertunjukkan aksi menyalip indah.
Para penumpang wanita dan ibu-ibu
biasanya hanya bisa mengelus dada
sembari memegang erat pinggiran kaca atau bangku.
Sudah
menjadi rahasia umum, jika sopir angkot terkadang menginstruksikan adegan
TURUN-DAN-PINDAH pada penumpangnya. Menuruni penumpangnya sebelum sampai di
pemberhentian akhir, lalu meminta penumpangnya pindah ke angkot lain yang
searah. Jumlah penumpang yang tinggal sedikit, menjadi alasannya. Alasan
lainnya, Sang Sopir mendapat orderan dadakan. Tanpa memikirkan kenyamanan
penumpang yang tengah asyik menikmati perjalanan. Sepele memang, tapi agak
menyebalkan juga, terlebih jika kita tengah asyik-asyiknya duduk sambil
menikmati pemandangan dari dalam angkot, atau bila meminjam istilah anak muda
sekarang, pewe (posisi wuenak),
tiba-tiba diinstruksikan untuk pindah ke angkot yang lain. Pernah suatu ketika,
seorang pria muda sedang asyik mendengarkan musik lewat earphonenya. Pria muda yang duduk di samping sopir tersebut, jengkel,
ketika Sang Sopir berkata, “Pindah, Aa, ga usah bayar!”. Ia terpaksa turun dan
pindah, walau bibirnya terlihat bergumam, “Kenapa, sih, Bang? Saya bayar penuh
juga ga papa kali, Bang!”. Yaa, memang jika kita mengalami adegan
TURUN-DAN-PINDAH, kita dibebaskan dari membayar tarif angkotnya. Walau begitu,
kenyamanan perjalanan sampai tujuan adalah hal utama.
Romantika
lainnya yang kerap kita rasakan di angkot adalah menunggu. Menunggu seluruh
bangku penuh dengan penumpang, untuk kemudian melaju. Menurut kaca mata sopir
angkot, perihal agenda menunggu tersebut, terbilang wajar. Penumpang juga
memaklumi betul agenda menunggu yang sering kita dengar dengan istilah ngetem tersebut. Namun, adakalanya
penumpang jengah, lantaran angkot yang ditumpanginya terlalu lama ngetem. Kepentingan setiap penumpang
yang berbeda-beda, menjadi sebabnya. Ada
yang memang memiliki kepentingan terntentu, sehingga penumpang tersebut
dituntut terburu-buru. Semisal, seorang mahasiswa atau anak sekolah yang
notabene harus datang tepat waktu, dikarenakan angkot yang mereka tumpangi
terlalu lama ngetem, bukan tidak
mungkin mereka akan telat. Wajar jika ada penumpang yang mengomel atau jengah
jika angkot yang mereka tumpangi, ngetem
terlampau lama.
Terdapat
pula hal manis yang dapat kita kantongi ketika menumpangi angkot. Kita dapat
menemukan peristiwa-peristiwa sederhana yang unik, menggelitik, inspiratif, dan
bahkan sentimentil, yang ditorehkan oleh sesama penumpang angkot. Mulai dari
seorang ibu yang membantu anaknya mengerjakan PR sembari marah-marah, seorang
anak SD yang mengadu kehilangan pensil pada ibunya, tapi Sang Ibu justru
memarahinya, hehehe… Ada-ada saja. Belum lagi seorang wanita muda yang
bertengkar via handphone dengan
kekasihnya dan wanita muda tersebut menangis terisak-isak. Adalagi Seorang ayah
yang dengan setia mendengarkan curhat anak lelaki kecilnya, Sang Ayah yang jika
ditelaah dari pakaiannya adalah seorang karyawan itu, penuh antusias mendengar
jagoan kecilnya berceloteh tentang matematika, tugasnya sebagai ketua kelas,
hingga bermain futsal.
Sekali-sekali kita
melihat sepasang muda-mudi dengan romantisnya berpegangan tangan, atau saling
merangkul di pojok angkot. Sekelompok anak SMA yang bercakap-cakap tentang
kehidupan sekolah sampai tetek-bengek percintaan mereka. Adapulan tiga orang
mahasiswi yang saling antusias membicarakan tempat untuk membeli dispenser
murah. Percaya atau tidak, secara kebetulan, kita terkadang menemukan informasi
dari percakapan yang tak sengaja kita dengar dari sesama penumpang angkot.
Hal yang menggelitik
juga kerap kita jumpai di angkot. Perihal ongkos umumnya. Pernah suatu ketika
seorang ibu tidak mempunyai uang receh untuk membayar ongkos, ibu tersebut lalu
mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu. Sang Sopir yang juga tidak memiliki
uang receh, memaklumi lalu membebaskan ibu tersebut dari membayar ongkos. Tak
hanya itu, pernah pula kejadian seorang pria muda tidak bisa membayar ongkos
angkot karena dompetnya hilang. Entah benar atau tidak, tapi Sang Sopir angkot
memakluminya.
Tetap
Menjadi Pilihan
Sekelumit kisah
seputar sensasi ber-angkutan kota yang tergambar di atas, memiliki dua rasa,
manis dan asam. Rasa asamnya, seketika memunculkan kata ketidaknyamanan dalam
benak kita. Meski begitu, angkot tetap menjadi pilihan oleh sebab tarifnya yang
murah. Tarif terjauh (pemberhentian akhir) hanya dibandrol empat ribu rupiah
saja. Tentu, menjangkau semua kalangan. Walau terkadang harus berteman dengan asap
rokok, berdesak-desakan, ngetem,
instruksi TURUN-DAN-PINDAH, serta aksi mengebut dan menyalip indah yang
menegangkan. Murah, tak selamanya asam.
Tak bisa dimungkiri masih dapat kita temukan rasa manis dari sensasi
ber-angkutan kota, lewat beragam peristiwa sederhana yang inspiratif, unik, dan
bahkan menggelitik, yang ditorehkan oleh sopir dan penumpangnya.
sumber gambar : aleut.wordpress.com