Teman-teman pasti penasaran kan, seperti apa sih rupa flora-flora unik tersebut? Seunik apa mereka? Hmmm… penasaran, ya? Okeh, deh, langsung saja kita berkenalan dengan Lithops si batu berbunga, Baobab si pohon botol, dan Dandelion si bunga kapas.
Lithops, Si Batu Berbunga
Aku tumbuh secara alami
di Namimbia, Afrika Selatan, dan Bostwana. Bentukku seperti batu, oleh karena
itu banyak juga yang memanggilku si batu hidup. Daunku sebagian besar terkubur
di bawah permukaan tanah dan batangku hampir tidak terlihat. Bunga dan daun
baru dihasilkan lewat celah antara bunga yang mengandung meristem. Ketika musim
dingin tiba, sepasang daunku yang baru akan tumbuh. Dan pada musim semi aku
biasanya menggugurkan daunku yang tua. Daunku akan menyusut dan menghilang jika
dalam keadaan kekeringan. Warna daunku tidak hijau seperti tumbuhan lain pada
umumnya, melainkan berwarna coklat muda hingga tua atau abu-abu. Bentuk daunku
juga sangat khas, seperti jendela dan bermotif titik atau garis merah. Aku
biasa dibudidayakan dengan biji atau stek. Wah, pasti banyak dari teman-teman
yang ingin memilikiku di rumah. Gampang kok, untuk perawatannya aku hanya butuh
sinar matahari yang cukup dan aku juga bisa tumbuh dengan baik di tanah yang kering.
Untuk menjagaku tetap dalam kondisi kering selama musim dingin, aku biasa
disiram hanya ketika daunku yang tua mengering dan digantikan oleh sepasang
daun baru. Dalam semua kondisi aku sangat aktif dan membutuhkan banyak air
ketika musim gugur. Bentukku yang seperti batu dikarenakan aku hanya
memanfaatkan sedikit cahaya matahari. Penampilanku itu membuat mamalia pemakan
tumbuhan menganggapku kerikil dan enggan memakanku.
Baobab,
Si Pohon Botol
Teman-teman yang pernah menonton
film The Lion King, pasti sudah tak asing
lagi denganku. Yup! Rafiki si baboon tinggal di dalamku. Bagi yang belum mengenalku, perkenalkan, nama
ilmiahku Adansonia digitata, orang
biasa memanggilku Baobab, si pohon botol.
Bentukku menyerupai botol besar dan keanehanku terlihat dari strukturku yang
seperti ‘terbalik’. Tinggiku bisa mencapai 5 - 30 meter dan diameter batangku
bisa mencapai 7 – 11 meter. Banyak yang mengatakan aku bisa hidup ribuan tahun,
tapi hingga saat ini hal itu sulit dibuktikan karena aku tidak menghasilkan
lingkaran tahun. Lingkaran tahun merupakan akibat dari proses
pertumbuhan jaringan kambium yang membentuk suatu lingkaran pada bagian batang
tumbuhan (www.scribd.com). Lingkaran tahun merupakan
tanda seberapa lama umur suatu tanaman. Aku biasa ditemukan di sabana Afrika
dan India, terutama disekitar khatulistiwa. Aku tidak berdaun selama sembilan
bulan setiap tahunnya. Batangku yang seperti botol dikarenakan selama bulan
basah aku selalu menyimpan banyak air untuk persediaan sembilan bulan kering
kedepan. Semua bagian tubuhku dapat dipergunakan. Di Malawi, Zambia, dan
Zimbabwe, daunku dimakan sebagai sayuran daun. Buahku mengandung vitamin C yang
lebih banyak dari jeruk dan dalam keadaan yang sudah dikeringkan daging buahku
bisa dimakan dan disebut roti monyet. Kulit batangku bisa digunakan untuk
membuat pakaian dan tali. Saking uniknya, Pepsi (produk minuman bersoda) Jepang
pernah menggunakanku dalam produknya dengan edisi terbatas, disebut Pepsi
Baobab yang digambarkan memiliki rasa seperti jeruk.
sumber: en.wikipedia.org
Dandelion, Si Bunga Kapas
Nama ilmiahku Taraxacum
Officinale. Bentukku
yang berbeda dari kebanyakan bunga. Jika bungaku ditiup, menyerupai kapas yang
berterbangan. Pada dasarnya aku adalah bunga liar yang tumbuh di halaman rumah,
padang rumput yang luas, atau di berbagai tempat, oleh sebab itu banyak yang
mengabaikanku. Tapi tidak sedikit lho, orang yang mengagumi keunikanku dan
menaruhku di rumah-rumah mereka sebagai tanaman hias. Oh, ya, aku bisa
dipergunakan sebagai obat hepatitis lho.
Sumber
:
Wikipedia.org
trubus majalah
www.blueplanetbiomes.org
www.ff.unair.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar